-->
| More
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Teknologi. Tampilkan semua postingan

Roket RX-420 & CN-235 Militer: Getarkan Australia, Singapura, Malaysia

Selasa, 28 Juli 2009 · 0 komentar

Momentum ini harus dijaga terus dan ditingkatkan sebagai kebanggaan atas kemampuan teknologi sendiri. Jangan sampai karya insinyur Indonesia ini dijegal justru oleh orang Indonesia sendiri (biasa) para ekonom-ekonom Pemerintah yang sering menganggap karya bangsa sendiri sebagai terlalu mahal dan hanya buang-buang uang saja untuk riset ….! Inilah musuh yang sebenarnya. Waspadailah kawan-kawan insinyur Indonesia.

Meski sudah berlangsung 2 pekan yang lalu, peluncuran roket RX-420 Lapan ternyata masih jadi buah bibir. Anehnya bukan jadi buah bibir di Indonesia yang lebih senang ceritera Pilpres, tetapi di Australia, Singapura dan tentu saja di negara tetangga yang suka siksa TKI dan muter-muterin Ambalat yakni Malaysia.

Seperti diketahui roket RX-420 ini menggunakan propelan yang dapat memberikan daya dorong lebih besar sehingga mencapai 4 kali kecepatan suara. Hal itu membuat daya jelajahnya mencapai 100 km. Bahkan bisa mencapai 190 km bila struktur roket bisa dibuat lebih ringan. Yang punya nilai tambah tinggi ini adalah 100% hasil karya anak bangsa, para insinyur Indonesia. Begitu pula semua komponen roket-roket balistik dan kendali dikembangkan sendiri di dalam negeri, termasuk software.

Hanya komponen subsistem mikroprosesor yang masih diimpor. Anggaran yang dikeluarkan untuk peluncurannya pun “cuma” Rp 1 milyar. Kalah jauh dengan yang dikorupsi para anggota DPR untuk traveller checks pemenangan Miranda Gultom sebagai Deputi Senior Gubernur BI yang lebih dari Rp. 50 milyar. Apalagi kalau dibandingkan dengan korupsi BLBI yang lebih dari Rp. 700 trilyun.

Mengapa malah menjadi buah bibir di Australia, Singapura dan Malaysia? Karena keberhasilan peluncuran roket Indonesia ini ke depan akan membawa Indonesia mampu mendorong dan mengantarkan satelit Indonesia bernama Nano Satellite sejauh 3.600 km ke angkasa. Satelit Indonesia ini nanti akan berada pada ketinggian 300 km dan kecepatan 7,8 km per detik. Bila ini terlaksana Indonesia akan menjadi negara yang bisa menerbangkan satelit sendiri dengan produk buatan sendiri. Indonesia dengan demikian akan masuk member “Asian Satellite Club” bersama Cina, Korea Utara, India dan Iran.

Nah kekhawatiran Australia, Singapura dan Malaysia ini masuk akal, bukan? Kalau saja Indonesia mampu mendorong satelit sampai 3.600 km untuk keperluan damai atau keperluan macam-macam tergantung kesepakatan rakyat Indonesia. Maka otomatis pekerjaan ecek-ecek bagi Indonesia untuk mampu meluncurkan roket sejauh 190 km untuk keperluan militer bakal sangat mengancam mereka sekarang ini pun juga!!! Kalau tempat peluncurannya ditempatkan di Batam atau Bintan, maka Singapura dan Malaysia Barat sudah gemetaran bakal kena roket Indonesia.

Dan kalau ditempatkan di sepanjang perbatasan Kalimantan Indonesia dengan Malaysia Timur, maka si OKB Malaysia tak akan pernah berpikir ngerampok Ambalat. Akan hal Australia, mereka ada rasa takutnya juga. Bahwa mitos ada musuh dari utara yakni Indonesia itu memang bukan sekedar mitos tetapi sungguh ancaman nyata di masa depan dekat.

CN 235 Versi Militer
Rupanya Australia, Singapura dan Malaysia sudah lama “nyaho” kehebatan insinyur-insinyur Indonesia. Buktinya? Tidak hanya gentar dengan roket RX-420 Lapan tetapi mereka sekarang sedang mencermati pengembangan lebih jauh dari CN235 versi Militer buatan PT. DI. Juga mencermati perkembangan PT. PAL yang sudah siap dan mampu membuat kapal selam asal dapat kepercayaan penuh dan dukungan dana dari pemerintah.

Kalau para ekonom Indonesia antek-antek World Bank dan IMF menyebut pesawat-pesawat buatan PT. DI ini terlalu mahal dan menyedot investasi terlalu banyak (“cuma” Rp. 30 trilun untuk infrastruktur total, SDM dan lain-lain) dan hanya jadi mainannya BJ Habibie. Tetapi mengapa Korea Selatan dan Turki mengaguminya setengah mati? Turki dan Korsel adalah pemakai setia CN 235 terutama versi militer sebagai yang terbaik di kelasnya.

Inovasi 40 insinyur-insinyur Indonesia pada CN 235 versi militer ini adalah penambahan persenjataan lengkap seperti rudal dan teknologi radar yang dapat mendeteksi dan melumpuhkan kapal selam. Jadi kalau mengawal Ambalat cukup ditambah satu saja CN235 versi militer (disamping armada TNI AL dan pasukan Marinir yang ada) untuk mengusir kapal selam dan kapal perang Malaysia lainnya.

Nah, jadi musuh yang sebenarnya ada di Indonesia sendiri. Yakni watak orang Indonesia yang tidak mau melihat orang Indonesia sendiri berhasil. Karya insinyur-insinyur Indonesia yang hebat dalam membuat alutsista dibilangin orang Indonesia sendiri terutama para ekonom pro Amerika Serikat dan Eropa: “Mending beli langsung dari Amerika Serikat dan Eropa karena harganya lebih murah”.

Mereka tidak berpikir jauh ke depan bagaimana Indonesia akan terus tergantung di bidang teknologi, Indonesia hanya akan menjadi konsumen teknologi dengan membayarnya sangat mahal terus menerus sampai kiamat tiba.

Kalau ada kekurangan yang terjadi dengan industri karya bangsa sendiri, harus dinilai lebih fair dan segera diperbaiki bersama-sama. Misalnya para ahli pemasaran atau sarjana-sarjana ekonomi harus diikutsertakan dalam team work. Sehingga insinyur-insinyur itu tidak hanya pinter produksi sebuah pesawat tetapi setidaknya tahu bagaimana menjual sebuah pesawat itu berbeda dengan menjual sebuah Honda Jazz.

Kalau ada kendala dalam pengadaan Kredit Ekspor sebagai salah satu bentuk pembayaran, tolong dipecahkan dan didukung oleh dunia perbankan, agar jualan produk sendiri bisa optimal karena akan menarik bagi calon pembeli asing yang tak bisa bayar cash.

CN235

»»  Lanjutkan...

INDRA : Radar Maritim Pertama Buatan Indonesia

· 0 komentar


Radar INDRA-MX

Potensi kejahatan di lautan di Indonesia cukup besar, terlebih dengan jumlah kepulauan yang ribuan banyaknya dan juga sumber alam yang besar. Namun berbalik 180 derajat dengan kemampuan pengamanan dan pengawasannya, dimana kapal patroli jumlahnya tidak sebanding dengan kebutuhan minimal essential force sebuah negara seperti Indonesia.

Miris rasanya mendengar negara kita yang dilecehkan kekuatannya oleh negara-negara lain, bahkan oleh negara kecil seperti Singapura yang luasnya tak lebih luas dari Jabodetabek sampai berani mengusir pesawat patroli maritim TNI AL. Padahal pesawat berada diwilayah udaranya sendiri, dan masih belasan mil dari batas wilayah udaranya.

Cerita ini pernah di utarakan pilot CN-235 MPA saat saya temui di Indo-Defense 2008 lalu. Belum lagi cerita jamming peralatan radar dan komunikasi yang mereka lakukan saat latihan gabungan TNI di Sangatta, Kaltim. Atau cerita miring seputar hibah radar pantai dari AS yang dipasang di Alur Laut Kepualauan Indonesia (ALKI), dan cerita-cerita lainnya.

Satu kata kunci yang harus mampu dilakukan oleh bangsa ini, yakni 'MANDIRI'. Dalam segala hal baik Ekonomi, Hankam, Kesejahteraan, Sosial dan lainnya. Generasi penerus harus bisa lebih maju.

Janganlah kita mensejahterakan negara lain sebelum negara kita sendiri sejahtera. Kita negara besar, negara kaya akan sumber daya alam dan manusianya. Tentunya kita tidak ingin negara kita jadi miskin ditengah kekayaan yang kita punya.

Radar Maritim

Radar sebagai perpanjangan mata dalam mengawasi situasi dan kondisi di lapangan sangat besar manfaatnya. Paling tidak inilah solusi dalam mengatasi keterbatasan anggaran pembelian armada laut yang mahal harganya.

INDRA (INDonesia RAdar) adalah sebuah radar maritim buatan anak bangsa yang dibuat untuk dapat diaplikasi di kapal dan pantai.Pengembangan radar ini memanfaatkan Frequency Modulated Continous Wave (FMCW), yaitu suatu teknologi canggih yang menghasilkan jarak jangkauan radar dengan daya pancar sangat rendah (2 watt). Dan semuanya dapat terintegrasikan dengan sistem pertahanan dan keamanan nasional.

Radar INDRA pernah diujicobakan pada 24 Oktober 2008 lalu di pantai Cilegon, Banten. Ujicobanya juga disaksikan oleh Dinas Litbang TNI AL. Dalam ujicoba ini INDRA berhasil membuktikan kemampuannya mendeteksi dan mengukur jarak sebuah kapal dengan akurat.

Dalam proses pembangunan dan pengembangan radar INDRA, beberapa institusi dalam negeri juga turut membantu seperti : PPET-LIPI, ITB, UI dan IDE. Dalam kerjasama ini Litbang INDRA dilakukan sepenuhnya oleh Insinyur-Insinyur terbaik Indonesia.

Dengan diluncurkannya INDRA, Indonesia telah berhasil membuat radar sendiri dengan keunggulan yang mampu bersaing dengan radar buatan luar negeri. Saatnya kita berbangga dengan terobosan yang dilakukan anak bangsa, yang mampu menjawab secara akurat masalah dan ancaman wilayah perairan yang dihadapi dari negara parasit layaknya Draculla penghisap sumber daya alam kita yang kaya raya. Copyright @lutsista

»»  Lanjutkan...

Spesifikasi Senjata Modern Buatan Asli Indonesia

· 0 komentar

1. MORTIR KOMANDO ( MO-1 / MO-2 / MO-3 )

MORTIR GABUNGAN

senjata11

MO-1

senjata2

MO-2

senjata3

Spesifikasi MO-2

Caliber : 60 mm
Overall lenght of barrel : 855 mm
Total weight (with baseplate,bipod assembly and sight) : 18.0 kg
Barrel + Breech piece : 8.0 kg
Bipad : 4.5 kg
Baseplate : 5.5 kg
sight 1.1 kg
Elevetion provided Traverse without moving the bipod : 40-79
At 50 elevation : 100 mils
At 70 elevation : 140 mils
Rrange
Maximum range : 4000 m
Minimum range : 200 m
Rate of fire : rapid-20 rds per min

MO-3

senjata4

Spesifikasi MO-3

Caliber : 81 mm
Bore diameter : 81,4 mm
Barrel assembly length : 1560 mm SB
Bipod assembly length (folded) : 960 mm
Bipod assembly Weight-Split barrel : 20,9 mm
Bipod assembly weight : 14 kg
Base plat weight : 12,5 kg
Sight instrument accurancy : 1 mil
Sight instrument weight : 1,55 kg
Sight instrument case weight : 2.9 kg
Max. working pressure (piezo) : 1050 kg/cm
Weight of complete mortar : 49 kg
Elevation Range (degree) : 45-85
Range Max. : 6500 m

2. Pistol (double action)

P2-V1

pistol1

P2-V2

pistol21

P2-V3

pistol3

P2-V4

pistol4

Spesifikasi P 2

NSN : -
Calibre : 9 x 19 mm Parabellum
Barrel Length : 100 mm
Overall Length : 177 mm
Capacity : 15 Rounds
Weight : 0.8 kg
Sight : 3 Dot Fixed
Firing Mode : Single, Safe
Locking : Intercept Notch & Hammer Block
Finishing : Black/Gray

Spesifikasi P 3

NSN : 1005-45-000-1723
Calibre : 7.65 x 17 mm (1.32 ACP)
Barrel Length : 100 mm
Overall Length : 177 mm
Capacity : 12 Rounds
Weight : 0.794 kg
Sight : 3 Dot fixed
Firing Mode : Single, Safe
Locking : Intercept Notch & Hammer Block

3. Forest Guard Gun

forest-guard-gun

Spesifikasi PM2-V1

Calibre : 9 mm
Weight Without Magazine : 2, 90 kg
Weight with magazine : 3, 18 kg
Length Butt Extended : 625 mm
Length Butt Folded : 417 mm
Hight with magazine : 270 mm
Hight Without magazine : 225 mm
Wide : 70 mm
Barrel Length : 195 mm
Sight : Ajustable
Operation : Blow back
Capacity : 20
Firing modes : Semi-Automatic,Double

Spesifikasi PM2-V2

Calibre : 9 mm
Weight Without Magazine : 3, 20 kg
Weight with Magazine : 3, 45 kg
Butt extended : 720 mm
Butt folded : 515 mm
Hight With Magazine : 270 mm
Hight Without Magazine : 225 mm
Wide : 70 mm
Barrel Length : 145 mm
Sight : Adjustable
Operation : Blow back
Capacity : 20
Firing modes : Semi-Automatic,Double

4. REVOLVER

R1-V1

piss1

R1-V2

piss2

Spesifikasi R 1 – V 1

– N S N : 1005-45-000-1721
- Calibre : 38 Spc
- Overall Length : 235 mm
- Capacity : 6 Rounds
- Weight : 0.970 kg
- Sight : Fixed
- Finishing : Black

Spesifikasi R 1 – V 2

– N S N : 1005-45-000-1722
- Calibre : 38 Spc
- Overall Length : 181 mm
- Barel Length : 2″
- Capacity : 6 Rounds
- Weight : 0.88 kg
- Fixed : Fixed
- Finishing : Black

5. SAR-2

sar1

The professional shotgun is the first choice of users who seek maximum working speed and high shooting performance.

Spesifikasi SHOTGUN Professional MAGNUM
Calibre : 12 gauge
Barrel length : 560 mm
Weight : 2,85 kg
Mechanism : Semi Automatic

7. Machine Gun

7-machine-gun

Spesifikasi SPM2-V1

Calibre : 7.62 x 51 mm
Total length : 1070 mm
Barrel length : 635 mm
Weight : 13 kg
Total weight incl. tripod : 31.75 kg
Locking system : dropping the locking lever
Trigger pull strength : 3 kg
Ammunition : MU-2T J
Firing mode : automatic
Firing distance : 1500 m

Spesifikasi SPM2-V2

Calibre : 7.62 x 51 mm
Total length : 1275 mm
Barrel length : 635 kg
Weight : 2.95 kg
Weight with bipod : 11.58 kg
Locking system : dropping the locking lever
Trigger pull strength : 3 kg
Ammunition : MU-2T J
Firing mode : automatic Effective
Firing distance : 1500 m

8. Grenade launcher

8-grenade-launcher

Spesifikasi

Calibre : 40 mm
Overall Length : 289 mm
Barrel Length : 200 mm
Overall Weight : 1,33 kg
Overall Weight With Sabhara V2 : 4,68 kg
Overall Weight With Amunition : 4,93 kg
Trigger Strength : 2,30 kg
Amunition : GL 40, Prastice HE, HEDP, ILLUM, Tear Gas
Firing Mode : Single
Firing Range : 380 m
Muzzle Speed (Vo): 75 m/sec

9. Sniper Rifle

9-sniper-rifle

This 7,62 mm caliber rifle is designed to meet all requirements and features of a sniper rifle. A bipod and a telescope are normally fit to the rifle for higher aiming and shooting accuracy and stability.

Spesifikasi

Weight : 6,82 kg
Mechanism : Bolt Action
Magnification : 3,5 – 10 X

10. Sabhara Rifle

10-sabhara-rifleThe successful design SS1 series has encouraged our designers and engineers to develop the war enforcement versions. The development of these version is manly based on the requirement of paralyzing stopping power appropriate or law enforcement conditions. Available in 2 versions: SABHARA/POLICE-VI and SABHARA/POLICE-V2.

Spesifikasi

Calibre : 7.65 x 45 mm
Barrel Length : 247 mm
Weight : 3,38 kg
Overall Length : 790 mm
Mechanism : Gas operated

11. Assault Rifle SS1

11-assault-rifle-ss1

Spesifikasi SS1-V1

Overall Length Butt Extended : 997 mm
Overall Length Butt Folded : 766 mm
Barrel Length : 449 mm
Weight With Empty Magazine : 4,01 kg
Weight With Magazine content 30 : 4,37 kg
Sight in No. 250 : 0 – 300 m
Sight in No. 400 : 300 – 450 m
Firing Mode : Single,3-Round Burst,Full Auto,Safe
Cyclic Rate of Fire : 720 – 760 rpm
Amunition : MU5-TJ atau SS 109 atau MU5-H

Spesifikasi SS1-V2

Overall Length Butt Extended : 890 mm
Overall Length Butt Folded : 666 mm
Barrel Length : 363 mm
Weight With Empty Magazine : 3,91 kg
Weight With Magazine content 30 : 4,27 kg
Sight in No. 250 : 0 – 300 m
Sight in No. 400 : 300 – 450 m
Firing Mode : Single,Full Auto,Safe
Cyclic Rate of Fire : 720 – 760 rpm
Amunition : MU5-TJ atau SS 109 atau MU5-H

Spesifikasi SS1-V3

Barrel Length : 363 mm
Overall Length Butt Extended : 997 mm
Overall Length Butt Folded : 766 mm
Barrel Length : 449 mm
Weight With Empty Magazine : 4,01 kg
Weight With Magazine content 30 : 4,37 kg
Sight in No. 250 : 0 – 300 m
Sight in No. 400 : 300 – 450 m
Firing Mode : Single,3-Round Burst,Safe
Amunition : MU5-TJ atau SS 109 atau MU5-H

Spesifikasi SS1-V5

Overall Length Butt Extended : 770 mm
Overall Length Butt Folded : 557 mm
Barrel Length : 252 mm
Weight With Empty Magazine : 3,37 kg
Weight With Magazine content 30 : 3,73 kg
Sight in No. 250 : 0 – 100 m
Sight in No. 400 : 100 – 200 m
Firing Mode : Single,Full Auto,Safe
Cyclic Rate of Fire : 720 – 760 rpm
Amunition : MU5-TJ atau SS 109 atau MU5-H

12. Assault Rifle Marinized

12-assault-rifle-marinizedWith special coating process, making SS1 Marinize weapon hold up to sea water / not easy to rust. Weapon remain to function after drenched in the mud or sand. SS1 Marinize is designed with elegan colour touch. Available in 3 variant, SS1-M1 long barrel with foldable butt, SS1-M2 short barrel with foldable butt, and SS1-M5 Commando.

Spesifikasi

NSN : -
Calibre : 5.56 x 45 mm
Barrel Length : 449 mm
Overall Length Butt Extended : 997 mm
Overall Length Butt Folded : 766 mm
Weight With Empty Magazine : 4.01 kg
Cyclic Rate of Fire : 720 – 760 rpm
Firing Mode : Single,3-Rounds Burst,Full Auto,Safe
Sight : Mechanical Sight
Max Effective Range : 450 m
Finishing : Gray / Black

13. SS1-R5 Raider

13-ss1-r5-raiderSS1-R5 Assault Rifle come up light and slimer with high accuration. Destined to special team like attack, infiltration, short distance contact with forest field, mount, swamp, sea and or urban. SS1-R5 can be attached bayonet and various types of telescopes.

Spesifikasi

NSN : -
Calibre : 5.56 x 45 mm
Barrel Length : 252 mm
Overall Length Butt Extended : 770 ,,
Overall Length Butt Extended : 557 mm
Weight With Empty Magazine : 3.37 kg
Cyclic Rate of Fire : 650 – 700 rpm
Firing Mode : Single,Full Auto,Safe
Sight : Mechanical Sight
Max Effective Range : 375 m
Finishing : Gray / Black

14. Assault Rifle SS2

14-assault-rifle-ss2SS2 is a new generation of assault rifle having caliber 5.56 x 45 mm and barrel twist 7?. It has lightweight, reliability, and high accuracy by using foldable butt to make it flexible for suitable necessities. This rifle is compatible with mechanical or optical sight as well as suitable with several accessories such as silencer, bayonet, grenade launchers, etc. It has also been developed into types of long and short barrels that can be used with mechanical or optical sight to meet with its operation in the battlefield.

Spesifikasi SS2-V1

NSN : -
Calibre : 5.56 X 45 mm
Barrel Length : 460
Overall Length
Butt Extended : 990
But Folded : 740
Weight
With Empty Magazine : 3.4 kg
Cyclic Rate of Fire : 675 – 725 rpm
Mode Firing : Single, Full Auto, Safe
Sight : Mechanical Sight
Max Effective Range : 500 m
Finishing : Black / Gray

Spesifikasi SS2-V2

NSN : -
Calibre : 5.56 X 45 mm
Barrel Length : 403
Overall Length
Butt Extended : 920
But Folded : 670
Weight
With Empty Magazine : 3.4 kg
Cyclic Rate of Fire : 675 – 725 rpm
Mode Firing : Single, Full Auto, Safe
Sight : Mechanical Sight
Max Effective Range : 400 m
Finishing : Black / Gray

Spesifikasi SS2-V3

NSN : -
Calibre : 5.56 X 45 mm
Barrel Length : 460
Overall Length
Butt Extended : 990
But Folded : 740
Weight
With Empty Magazine : 4.2 kg
Cyclic Rate of Fire : 675 – 725 rpm
Mode Firing : Single, Full Auto, Safe
Sight : Optical Sight
Max Effective Range : 600 m
Finishing : Black / Gray

15. Pistol Serbu

15-pistol-serbu

15-pistol-serbu9Produk Pindad yg dibuat untuk agen khusus,pasukan khusus,pilot sama pengendara tank yaitu pistol serbu,punya kaliber 5,56 x 45mm (sama kaya senapan serbu),desainnya mirip kaya pistol robocop basisnya dari P2 yg dah sering dipake dikalangan TNI.
Untuk pelurunya dah dibuat di pabrik nya di malang jadi emang tergolong khusus.

»»  Lanjutkan...

Pengadaan Kapal Selam Baru TNI-AL

· 0 komentar
Daewoo bids to build subs for Jakarta

June 08, 2009. Daewoo International is bidding to export two Chang Bogo-class submarines.
A Korean company said yesterday that it will submit a bid to win the right to construct two submarines for Indonesia that could be worth $1.2 billion.

Daewoo International Corporation said that it will submit specifications to supply two 1,400-ton diesel electric Type-209 submarines to Jakarta.

The hulls of these vessels could cost $350 million apiece, with critical sonar and combat management systems pushing the total price to $600 million.

The ships to be built are a modified version of the Chang Bogo class currently in service in the Korean Navy.

Seoul operates nine such vessels, which were built in the country using designs provided by Germany’s Howaldtswerke-Deutsche Werft.

The company, which has been at the forefront of Korea’s arms exports, said to win the bid would be a milestone.

“The two vessels are equivalent to the country selling 70,000 automobiles and would be the first time Korea has exported submarines,” a Daewoo executive in Jakarta said.

He stressed that while the bid may not be easy to secure, the Korean ship made by Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering Co. does have a chance to compete with established submarine manufacturers from Russia, Germany and France. Russia maintains a sizable submarine fleet and has exported its Kilo-class ships to such countries as China and India. Germany’s HWD, owned by ThyssenKrupp, has an impressive record of exporting its Type-209 vessels to more than 10 countries. Indonesia has two operational Type-209s in its fleet. France has been less successful in exporting its subs but may try to outbid others.

The Daewoo executive said Germany may offer $1 billion in loans to boost its bids, with the Korean company countering with a proposal to construct a submarine rescue ship based on the 4,200-ton Cheonghaejin model currently in service.


sumber:http://joongangdaily.joins.com/article/view.asp?aid=2905824
»»  Lanjutkan...

JENIS SENJATA-SENJATA SNIPER YANG DI MILIKI INDONESIA

· 0 komentar
Beragam senapan sniper di gunakan di lingkungan TNI saat ini. Beda dengan polri yang hanya memiliki satuan 1 gegana dan Detasemen 88 Anti Teror. Sniper yang di gunakan lebih aman, yaitu Armalite AR-10T buatan Amerika Serikat. Sebenarnya tidak efektif bagi sebuah Korps. Tapi ya sudah, berikut parade sniper yang digunakan TNI-Polri

REMINGTON 700
Inilah salah satu senapan sniper terbaik di dunia. Dikembangkan dari keberhasilan Winchester 70, Remington 700 belakangan di pilih lagi saat AS butuh sniper baru, M24 Remington mengembangkan model 700 sejak 1962, ketika Winchester menolak permintaan Marinir AS untuk penggantian Laras. Charlos Hatchock termasuk pengguna model 700. Foto di atas adalah Winchester 70.

Nama : Remington 700
Kaliber :7,62 x 51 mm
Sistem : Bolt Action
Berat : 4,08 kg kosong tanpa telescope
Panjang : 1,662 mm
Laras : 660 mm
Pengguna : Marinir

GALIL GALATZ/99 R
Ide dasarnya tak lain senapan serbu AB Israel Galil AR. Lewat proses publikasi lahirlah Galil Galatz. Tak sukses pendahulunya galatz konon punya akurasi rada payah. Selain itu, ongkos produksinya juga mahal. Meski sempat di produksi banyak, IMI terpaksa merilis versi lanjutnya Galil 99r sistem otomatis.


Nama : Galil 99R
Kaliber : 7,62 mm
Panjang : 111,5 cm
Laras : -
Berat : 6,4 kg
Sistem : Semi outo
Magasen : 20
Pengguna : Kostrad

SPR-1
SPR alias Senjata Penembak Runduk buatan PT. Pindad Indonesia ini sudah menjadi standar TNI. Secara keseluruhan, semua persyaratan sudah dimiliki. Mulai dari laras yang panjang, teleskop dan bipod yang ampuh membidik target dengan jaminan akurasi dan stabilitas tinggi. Hanya sayang, body masih menggunakan kayu.


Nama : SPR-1
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : Bolt Action
Alat bidik : teleskop
Pengguna : TNI


SIG SHR 970
Baik varian STR maupun SHR 970, sama-sama dikembangkan dari SHR (Swiss Hunting Rifle) oleh pabrik SIGarms, Swiss. SHR merupakan lightweight Tacicla Rifle, sementara STR Long Range Rifle. Kelebihan SIG 970 adalah kemudahan mengganti laras dan Kaliber. SIG SHR 970 Tactical Rifle Kaliber 7,62mm x 51 mm


Nama : SIG LTR 970
Kaliber : 7,62mm NATO (.308 WIN) atau 300 Win Magnum
Sistem : Bolt Action, rotating bolt
Laras : 690 mm
Berat : 4,43 kg kosong tanpa scope
Panjang : 1.143 mm
Pengguna : Den Bravo 90


HECATE II
Tak Banyak satuan TNI memiliki sniper berat sekelas FNH/PGM Ultima Ratio Hacate II. Mengusung kaliber 12,7 mm dan bobot yang berat, pastilah akurasinya bagus. Mungkin karena spesialisasi teror pesawat terbang, bravo 90 memilih Hacate II yang pelurunya anti material.


Kaliber : 50 BMG (12,7 x 99m)
Sistem : Bolt Action
Laras : 700 mm
Berat : 13,8 Kg
Panjang : 1.380 mm
Magasen : 7 Peluru
Pengguna : Den Bravo 90


SIG SAUER SSG 3000
SSG 300 dibuat oleh SIG Arms, Swiss dan J.P Sauer Jerman. SSG 3000 dikembangkan dari senapan target sauer200STR. Masih menganut sistem Bolt Action, hanya saja anak pelurunya sudah pake rumah alias magasin.

Nama : SIG Sauer SSG 3000
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Panjang : 1.180 mm
Laras : 610 mm
Weight : 6,2 kg
Magasin : 5
Pengguna : Den Bravo 90, marinir

BRNO CZ550
Jujur saja, sniper satu ini masih berteknologi lawas. Senjata ini berasal dari Republik Chechnya dan pernah terihat di Markas Kepala Negara , Paspamres. Cz550 merupakan versi modern dari modal 70 dan mauser 98

Nama : Brno cz 550
Kaliber : 7,62 mm
Sistem : bolt Action
Pengguna : Paspamres


ARMALITE AR-10
Detasmen 88 Antiteror Polda Metro Jaya di dapati menggunakan AR-10 bukannya M-24 seperti yang disebut-sebut selama ini. Belum ada prestasi yang bisa disebut. Berhubung masih baru. Tim memasangkan dengan tropong bushnell.

Nama : AR-10
Kaliber : .308 / 7,62 mm (.243 win)
Laras : 610 mm
Berat : 4,72 kg
Sistem : Gas operated, Rotating bolt, semi-auto
Akurasi : 1” groups at 100 yard (93m) dengan ketepatan (1moa)
Pengguna : Den 88 AT Polri


STEYR SSG-69
Steyr Mannilicher MOD SSG-69 bolt Action kaliber 7,62 x 51mm diproduksi oleh steyr Daimter puch, swis, sudah menjadi sniper standar AD Austria


Nama : SSG 69
Kaliber : 7,62 x 51 mm
Laras : 650 mm
Berat : 6,82 kg
Sistem : bolt Action
Alat bidk : teleskop
Pengguna : Yonif Linud 328

SIG SG 550
Dibuat oleh SAN Swiss ARMS (sekarang anggota dari grup SIGARMS). Sniper SG 550 sangat cocok untuk penembakan jarak menengah dan digunakan oleh polisi antiteror. Karena sangat mudah di operasikan dan mempunyai akurasi yang baik.

Nama : SG-550
Kaliber : 5.58 mm Nato (.223 Rem)
Sisitem : Gas, semi-auto
Laras : 650 mm
Berat : 7,02 kg
Panjang : 1.130 mm
Magasin : 5,20,30
Pengguna : Marinir
»»  Lanjutkan...

Recent Post

Komen Maloners

..:: Malingsia.com ::..

Malaycelaka.blogpost.com

Pengganyang malingsial

Visitor & Location

IP free counters

Social

Yahoo bot last visit powered by MyPagerank.Net Msn bot last visit powered by MyPagerank.Net
Bookmark and Share
Politics blogs & blog posts Politics blogs & blog posts